BIOSECURITY UDANG
ABSTRACT
Perlindungan pertambakan udang
terletak pada kemampuan untuk mengontrol agen penyakit yang sangat patogenis.
Pencegahan beberapa penyakit menghendaki protokol/petunjuk yang ketat, rencana
kesehatan udang keseluruhan dan program pengawasan peringatan dini.
Perlindungan pertambakan dapat juga dilakukan dengan pengetahuan yang cermat
mengenai cara atau alur introduksi patogen. Kemungkinan patogen berbahaya yang
menginfeksi udang (benur atau induk). Inang-inang di reservoir atau carier
pasive dari patogen. Pasive carier meliputi predator yang memungkinkan membawa
udang terinfeksi, kendaraan yang terkontaminasi atau air yang mengandung
patogen yang tidak disterilisasi.
PENGANTAR
Biosecurity dihubungkan dengan kegiatan untuk
mengurangi kemungkinan kontaminasi patogen dan berikut penyebarannya. Beberapa kegiatan
ditujukan untuk mengeluarkan patogen. Dua kondisi yang memungkinkan pengeluaran
patogen dapat berjalan. Pertama, tingkat serangan kebanyakan patogen terhadap
udang ( budidaya ataupun liar) tidak 100 %, yaitu keberadaan udang yang bebas
dari spesifik patogen . Kedua, patogen dipindahkan dari satu tempat ketempat
lain, jadi secara prinsip patogen dalam kodisi bebas dapat di jaga. Untuk
bergunanya pandangan ini perlu metoda yang dapat dipercaya untuk mendeteksi
patogen dan pengetahuan yang cukup dari biologi patogen untuk keberhasilan
penghilangannya. Sebab dua kondisi
diatas dapat dilak,ukan biosecurity dapat dilakukan untuk manajemen penyakit
termasuk pengeluaran. Kenyataannya, dibanyka lokasi biosecurity tidak hanya
mungkin tetapi harus dalaksnakan unutk
keberhasilan budidaya udang.
BIOSECURITY
Patogen
dapat masuk ke areal pertambakan atau ke
kolam dapat melalui udara, air maupun tanah. Kemungkinan masuknya patogen ke
areal pertambakan antara lain; (1). Inang yang terinfeksi, dimana patogen berkembang dudalam
tubuhnya,(2). Carrier biologis yang bukan inang, termasuk disini adalah
predator yang memakan udang terinfeksi atau membawanya tapi ianya tidak menadi
inang dari patogen yang menginfeksi udang, contohnya adalah burung camar dan
serangga dan (3). Sesuatu objek yang terkontaminasi patogen, meliputi air,
kendaraan , keranjang dan pakaian.
Virus Taura diketahui
dapat bertahan dalam saluran pencernaan burung camar (Garza et al. 1998). Penyebaran melalui kotoran ini menghasilkan
penyebaran yang lebih luas dibandingkan dengan penyebaran udang terinfeksi
dengan mulut. Hal ini karena burung dapat bermigrasi ratusan mile dalam
beberapa hari dan menyimpan virus didalam ususnya. Ini menjadi peringatan bagi
petambak yang mempunyai kolam terbuka untuk dapat menghidari kontaminasi dari
udara. Diantaranya sebisa mungkin memilih
lokasi tambak yang jauh dari pertambakan lain.
Penghalang secara fisik dari jalur kontaminasi ini
meliputi menutup seluruh permukaan kolam atau memelihara udang di tempat
tertutup (Indoor system). Ini akan mahal dan mungkin tidak dapat
diimplementasikan dalam industri budidaya udang. Bagaimanapun, dalam beberapa
kasus kerugian dari penyakit udang bisa berarti kecuali kalau implementasi
penutupan peemukaan kolan tidak menguntungkan. Beberapa negara sangat ketat
dalam mengimpor produk udang yang mengandung agen terinfeksi dan tanpa skala
keamanan untuk mencegah kontaminasi
pasar dimana harga menjadi turun meski udang terinfeksi dapat dipanen.
Disain biosekuriti ideal untuk fasilitas budidaya adalah menutup fasilitas
budidaya dan menggunakan kembali air budidaya. Sistem ini telah digunakan pada
tingkat komersial pematangan dan reproduksi Litopenaeus vannamei (Lotz and Ogle,1994). Walaupun pematangan
komersial dan pemeliharaan larva tidak sepenuhnya mengadopsi system
resirkulasi, umumnya tertutup dan beberapa mensirkulasi sampai 75 % per hari.
Penutupan fasilitas budidaya pada skala komersial
tidak banyak dilakukan, bagaimanapun, budidaya udang tanpa pergantian air
sedang dikembangkan. Ogle and Lotz
(1992) melaporkan pertumbuhan Litopenaeus vannamei dalam
resirkulasi total pada skala eksperimen,
publikasi terbaru dari Moss(1998)
memperlihatkan perhatian baru pada system resirkulasi dalam budidaya udang
skala komersial.
Mungkin yang paling penting jalur kontaminasi patogen
adalah masuknya air baru. Patogen dapat berada di air karena adanya inang alami
atau dari sumber terkontaminasi. Untuk mengurangi kemungkinan kontaminasi
karena masuknya air baru meliputi seleksi lokasi, mengurangi penggunaan air dan
men-treatmen air.Untuk mengurangi kontaminasi di sumber air buangan dari
kupasan atau kepala udang terinfeksi harus di treat dengan bahan kimia atau
di-disinfeksi secara fisik atau lebih baik kalau tidak dibuang ke perairan
terbuka. Dianjurkan untuk merebus atau menguburnya,. Pembakaran juga efektif
untuk memusnahkan sumber kontaminasi patogen..
Sebagai proteksi dari pertambakan lain, idealnya,
buangan dari pertambakan terinfeksi harusnya di treat terlebih dahulu sebelum
dilepaskan ke perairan. Pada area dimana patogen ada secara alami, peringatan
harus diindahkan sebelum membuang air dari kolam terinfeksi. Kandungan patogen
di dalam air dari kolam terinfeksi bisa sangat tinggi karena di kolam terdapat
udang dengan densitas tinggi daripada dialam dan bagaimanapun di kolam
berpotensi untuk meningkatkan patogen.
Kemungkinan masuknya patogen ke pertambakan dimana
sumber airnya terkontaminasi dapat dikurangi dengan mengurangi air yang
digunakan untuk pergantian. Kenyataannya, ini tidak bisa berlangsung lama
sebelum sisten tidak ganti air menjadi layak, terutama di kolam (Hopkins et al. 1995). Sistem budidaya
tidak ganti air akan memecahkan dua masalah penyakit yang besar dalam budidaya,
kontaminasi pertambakan dari masuknya air baru dan kontaminasi sumber air dari
buangan pertambakan terinfeksi. Disini diperlukan lebih banyak penelitian dan
perhatian (Moss, 1998).
Untuk mengurangi kemungkinan masuknya hewan
carrier dari masuknya air baru, dapat dilakukan dengan pemasangan filter,
saringan, perlakuan kimia atau dipanaskan . Penggunaan air tanah atau memompa
air yang dibawah permukaan dapat juga dilakukan untuk tujuan ini. Selain itu
semua perlu diperhatikan waktu untuk pergantian air tehadap siklus alami
populasi patogen atau menjadwal waktu
pergantian air disesuaikan dengan pertambakan sebelah. Jangan mengganti air
bila tambak sebelah yang terinfeksi sedangn membuang air.
Yang paling mudah dilihat dalam kegiatan biosekuriti
adalah lalulintas orang, Bagaimanapun, lalulintas orang lebih mudah
diimplementasikan dibanding sumber kontaminasi lainnya. Pintu masuk dan pergerakan
kendaraan dan orang perlu diperketat dari dan ke pertambakan. Kendaraan musti
disanitasi dan dibersihkan. Karyawan jangan dibiarkan untuk mengunjungi
pertambakan lain atau tempat pemrosesan tanpa mengganti pakaian dan didisinfeksi sebelum masuk.
Karyawan mesti diperingatkan kalau membawa udang atau produknya, baik untuk
dimakan atau untuk umpan pancing di sumber air. Sanitasi meliputi pembersihan
dan disinfeksi kolam, gudang pakan, bagunagn, peralatan dan kendaraan.
Disinfektan dibagi menjadi kimia
dan pisik. Disinfektan kimia meliputi phenols, quaternary ammonium, chlorine,
iodine, fomaldehyde, ozone, asam-asam organik atan basa kuat. Disinfektan
pifika yang umum digunakan antara lain
pemanasan, pengeringan dan penyinaran dengan sinar ultra violet (dari lampu
ataupun sinar matahari). Panas selalu digunakan untuk mendisinfeksi material.
Autoclave mengandung material panas sampai 120EC dengan tekanan 20 – 30 min.
Penggunaan autoclave menghasilkan hasil yang bagus tapi memerlukan peralatan
khusus dan hanya dapat diaplikasikan pada benda kecil. Merebus lebih murah
dibanding autoclave dan lebih efektif tetapi menjadi mahal bila dalam skala
besar. Yang lebih murah tetapi tidak efektif adalah pasteurisasi, yaitu
memanaskan material pada temperatur antara 60 – 65 EC selama 30 menit.
Perlakuan ini akan membunuh beberapa bakteria vegetatif dan virus udang (LeBlanc and Overstreet,1991a) tetapi
tidak membunuh yang lain (Al-Mazrooei,
1995).
Meng-uapi dapat efektif
mengurangi tingkat patogen di kendaraan atau peralatan besar sebaik bila
digunakan untuk membersihkan gedung dan gudang pakan. Metoda yang sangat
efektif untuk memusnahkan mikroorganisme adalah membakar. Dalam pembersihan
fasilitas yang terkontaminasi direkomendasikan untuk membakar habis (Bell and Lightner, 1992).
Prosedur disinfeksi yang paling
efektif adalah pengeringan. Beberapa bakteri dan virus tidak dapat bertahan
dalam kekeringan (LeBlanc and
Overstreet, 1991a). Untuk pembersihan fasilitas yang terkontaminasi,
pengeringan bangunan dan kolam sangat efektif dalam biaya dan banyak dilakukan (Bell and Lightner, 1992).
Direkomendasikan untuk mengeringkan kolam antar crop sebagai prossedur rutin.
Sinar UV merupakan disinfektaf efektif bila dikombinasikan dengan pengeringan.
Pengeringan dasar kolam dan peralatan lain yang kemudian dijemur langsung disimar
matahari adala disinfeksi yang kuat. Sinar UV telah menunjukkan dapat membunuh
beberapa virus udang (LeBlanc and
Overstreet, 1991 a). Sinar UV sebagai water treatment dapat efektif bahwa
air bebas dari partikel. Dalam sistem dimana tidak ada partikel, bagaimanapun,
Sinar UV diragukan apakah signifikan mengurang populasi bakteri (Ogle and Lotz, 1992).
Oxidizing disinfektan meliputi
chlorine dan iodine. Oksidator lebih efektif melawan virus daripada disinfektan
yang mengacaukan membrane sel. Iodine ada dalam bentuk iodophor, suatu
kombinasi yang mengandung bahan campuran iodine dan deterjen. Iodine salah satu
disinfektan yang sedikit daya racunnya, tetapi segera aktif karena ekses
material organik.
Chlorine ada dalam bentuk
hypochlorite dan efektif membunuh bakteri dan virus. Efektifitasnya meningkat
di air yang hangat tetapi menurun kerena ekses material organik. Dapat
menimbulkan iritasi kulit dan merusakkan ligam dan plastik. Meskipun demikian
ia relatif tidak mahal dan dapat digunakan untuk disinfeksi air dalam volume
yang besar. Chlorine telah ditunjukkan dapat nenidak-aktifkan beberapa viral
patogen udang (LeBlanc and Overstreet,
1991b).
Formaldehyde salah satu yang
sangat umum digunakan untuk disinfeksi fasilitas budidaya udang. Dikenal denfan
Formalin (37 % formaldehyde dalam air) dan 8 % formalin dalam 70 % ethanol
sangat efektif mendisinfeksi kebanyakan patogen sulit. Dalam bentuk gas,
formaldehyde efektif untuk pengasapan (Bell
and Lightner, 1992) dan selalu digunakan untuk sterilisasi bangunan terkontaminasi.
Ozone adalah oksigen monoatomic
dan sudah terbukti efektif untuk treatmen limbah untuk mengeliminasi bakteri
dan virus. Ianya juga potensial untuk treatmen air dari kolam udang yang perlu
didisinfeksi, bagaimanapun efektifitas dari segi biaya perlu dibuktikan.
PATOGEN UDANG DAN DIAGNOSISNYA
Penyakit
infeksi utama yang menyerang udang di belahan dunia seperti dalam tabel 1. Yang
penting dalam mencegah perkembangan patogen adalah deteksi dini dan tindakan
yang cepat. Idealnya program kerjasama yang melibatkan petambak, ahli kesehatan
akuatik, ilmuwan dari universitas, lembaga pemerintah harus dibentuk untuk
menjejak patogen penting.
Tabel
2 adalah daftar metoda diagnostik umum yang ada untuk ahli patologis udang dan
profesional manajemen kesehatan. Tabel 3 memberi informasi sebelas patogen
paling nyata dalam budidaya udang. Dua bakterial dan sembilan viral
EPIDEMIOLOGY
Epidemiology
adalah studi tentang penularan dan penyebaran penyakit. Suatu waktu patogen perlu diagnosis dengan tepat, ini memerlukan
pemahaman melalui metoda apa patogen ditularkan untuk mencegah memasuki areal
pertambakan. Meskipun patogen pada Tabel 3 dipertimbangkan sebagai agen
penyakit yang nyata dalam budidaya udang, ianya tidak menimbulkan penyakit yang
sama pada semua inang. Kemampuan patogen untuk menimbulkan penyakit dikenal
dengan virulensi, kemampuan virulensi yang besar menimbulkan penyakit yang
lebih parah. Bagaimanapun, virulensi tidak semata-mata dari karakteristik
patogennya, tapi bervariasi dari antar spesies inang. Sebagai contoh penyakit
IHHN menyebabkan mortalitas yang tinggi pada Litopenaeus stylirostris
tetapi hanya sedang sampai tidak menimbulkan penyakit pada Litopenaeus vannamei. Virulensi juga dipengaruhi oleg
genotif dari inang dan patogennya. Sebagai contoh virus white spot yang
diisolasi dari USA tetap memperlihatkan kematian yang rendah pada Litopenaeus
vannamei dalam kondisi
Laboratorium daripada virus yang diisolasi dari Cina (Lotz, Stuck, and Overstreet, tdk.dipublikasikan). Moss et al. (1998) dan Warren et al. (1997)
telah mendemonstrasikan inang yang berbeda secara genetis pada Taura Syndrome
virus BP, dan virus IHHNV. Umur inang juga masalah, sebagai contoh, Yellow Head
virus menyebabkan penyakit Yellow Head yang berat pada Penaeus monodon juvenil
dan dewasa tetapi tidak menunjukkan tanda penyakit pada fase post larva (Lightner et al.,1998).
Bagaimanapun
patut diakui walaupun kategori patogen dapat digunakan sebagai dasar
penyeranganya, beberapa kategori tergantung pada interaksi antana inang dan
patogen. Untuk keperluan pengendalian penyakit virulensi dikategorikan sebagai
berikut; (1). Berat, (2). Sedang dan (3). Ringan sampai tidak ada . Kategori
keempat tidak berhubungan dengan
kategori tingkan serangan tetapi penting untuk pencegahan adan kontrol
penyakit, harus diidentifikasi- bahwa satu patogen tidak dapat menginfeksi
semua inang.
Metoda
penularan sangatlah penting untuk menghilangkan dan mengointrol patogen. Dal;am
kasus patogen udang, sebagian besar tidak dapat ditularkan di laboratorium melalui penyuntikan ekstrak cairan,
bagaimanapun ini bukan jalur penularan biasa dalam budidaya. Ada dua metoda
umum yang penting dalam patogen udang, yaitu horizontal dan vertical. Penularan
horizontal adalah dari satu udang ke udang lainnya, udang yang sehat memakan
udang yang terinfeksi atau memakan inang yang terinfeksi tidak diragukan lagi
sebagai metoda penularan yang utama. Penularan juga dapat terjadi dengan kontak
langsung atau co-habitasi dengan inang terinfeksi, bagaimanapun ini kurang efektif
dibandingkan yang pertama. Berikutnya penularan vertikal, adalah penularan dari
induk keketurunannya, khususnya melalui telur.
Peranan
inang di reservoir sebagai sumber patogen dapat ,menjadi penting. Dalam
beberapa kasus, seperti White spot virus, keberadaan inang yang tidak kalah
terinfeksi tetapi berpotensi menginfeksi dan dapat menjadi sumber
kontaminasi ke kolam. Jalan yang jelas untuk masa depan industri budfidaya udang
adalah mengontrol dan melenyapkan patogen. Ini akan memerlukan kerjasama antara
publik dan sektor swasta untuk mengembangkan program spesifik patogen free,
memajukan penelitian dan pengembangan getis udang, menghasilkan teknologi baru
dan majamemen praktis untuk biosekuriti budidaya udang, dan pemahaman yang
lebih baik terhadap patogen dan identifikasinya, biologi, epidemiologi,
patologi dan kontrolnya. Keuntungan jangka panjang dari pendekatan baru
budidaya udang sangat besar dan jangka panjang biaya tidak dartu budidaya udang
dengan cara baru sama-sama besar.
If you would like an alternative to casually picking up girls and trying to figure out the right thing to do...
BalasHapusIf you would prefer to have women chase YOU, instead of spending your nights prowling around in noisy bars and night clubs...
Then I urge you to view this short video to uncover a shocking little secret that has the power to get you your personal harem of beautiful women:
Facebook Seduction System...